Apa itu Startup? Haruskah Berbasiskan Teknologi?
Perkembangan teknologi akhir-akhir ini mendorong sebagian besar anak muda ikut terlibat dalam produksi konten-konten digital maupun aplikasi digital yang membantu kehidupan masyarakat. Mereka turut terlibat dalam sebuah wadah yang bernama startup untuk memecahkan masalah di sekitarnya. Namun sayangnya, beberapa orang terutama kalangan dewasa belum memahami apa itu startup sehingga sebagian orang tua mengharuskan anaknya untuk bekerja sebagai karyawan perusahaan bukan menjalani bisnis startup. Lantas, yang dimaksud startup itu apa sebenarnya?
Sebelum masuk pada penjelasan startup, perlu ditegaskan bahwa startup itu bukan sekadar "bisnis online" biasa, melainkan pengertiannya lebih spesifik. Adapun untuk bisnis online sendiri jenis-jenisnya ada banyak, salah satu contohnya ialah jualan pakaian dan aksesoris di website pribadi atau marketplace dengan sistem reseller maupun dropship.
Selain itu, bisnis online juga berwujud penyediaan barang dan pelayanan jasa, seperti penyediaan komputer untuk perkantoran dan jasa pembuatan website. Sekilas startup dengan bisnis online terlihat memiliki kesamaan namun sebenarnya berbeda. Perbedaannya terdapat pada fokus utama keduanya. Seringkali pendirian bisnis online bertujuan untuk mendapat keuntungan sebanyak-banyaknya. Sedangkan startup, secara umum dipahami sebagai perusahaan rintisan yang fokus pada pemecahan masalah di sekitar masyarakat dan pendirinya harus mempunyai solusi yang benar-benar dibutuhkan, bukan sekadar solusi jangka pendek namun juga solusi untuk jangka panjang.
Memang dalam operasionalnya, startup membutuhkan pemasukan agar bisnis tersebut tetap berjalan, sama seperti bisnis online biasa. Akan tetapi yang menjadi nilai tambah untuk startup ialah kepedulian sosialnya. Apakah di bisnis lain ada seperti itu? Rata-rata bisnis online hanya mementingkan kepuasan pembeli atau pengguna jasa, bukan pemecahan masalah di lingkungan sekitar. Sehingga dampak sosialnya jelas lebih terlihat pada startup.
Sekarang yang menjadi pertanyaan, haruskah startup berbasiskan teknologi? Haruskah startup menghasilkan produk berupa aplikasi mobile dan/atau web? Menurut saya, startup itu tidak harus menghasilkan aplikasi apapun. Startup tetap bisa beroperasi dengan memanfaatkan media sosial maupun aplikasi chatting (pesan instan). Namun, demi mendapatkan dampak positif semaksimal mungkin perlu diadakan perancangan dan pengembangan sebuah aplikasi mobile dan/atau aplikasi berbasis web. Dengan adanya aplikasi sendiri, nilai jual startup menjadi lebih meningkat dan berpotensi memikat pengguna melebihi target.
Memang dalam operasionalnya, startup membutuhkan pemasukan agar bisnis tersebut tetap berjalan, sama seperti bisnis online biasa. Akan tetapi yang menjadi nilai tambah untuk startup ialah kepedulian sosialnya. Apakah di bisnis lain ada seperti itu? Rata-rata bisnis online hanya mementingkan kepuasan pembeli atau pengguna jasa, bukan pemecahan masalah di lingkungan sekitar. Sehingga dampak sosialnya jelas lebih terlihat pada startup.
Sekarang yang menjadi pertanyaan, haruskah startup berbasiskan teknologi? Haruskah startup menghasilkan produk berupa aplikasi mobile dan/atau web? Menurut saya, startup itu tidak harus menghasilkan aplikasi apapun. Startup tetap bisa beroperasi dengan memanfaatkan media sosial maupun aplikasi chatting (pesan instan). Namun, demi mendapatkan dampak positif semaksimal mungkin perlu diadakan perancangan dan pengembangan sebuah aplikasi mobile dan/atau aplikasi berbasis web. Dengan adanya aplikasi sendiri, nilai jual startup menjadi lebih meningkat dan berpotensi memikat pengguna melebihi target.
0 Response to "Apa itu Startup? Haruskah Berbasiskan Teknologi?"
Post a Comment